Follow Us @soratemplates

Saturday, November 24, 2018

LPDP - Journey Part III: Wawancara dan LGD

Tahap ketiga dalam seleksi beasiswa LPDP adalah Wawancara dan LGD. Di tahap ini, kita juga harus memastikan bahwa semua dokumen atau berkas yang diunggah saat pendaftaran terverifikasi sehingga kita bisa mengikuti wawancara. Secara keseluruhan, di tahap ini kita harus mengikuti 3 langkah: verifikasi dokumen, LGD, dan wawancara. Ketiganya bisa saja tidak berurutan, tetapi wawancara hanya bisa dilakukan setelah verifikasi dokumen. Pengalaman saya kemarin, saya mendapatkan jadwal LGD dulu di hari pertama kemudian verifikasi dokumen dan wawancara di hari kedua. 

LGD sendiri adalah kependekan dari Leaderless Group Discussion yang secara singkat berarti bahwa diskusi ini berlangsung tanpa adanya pemimpin diskusi. Setiap kelompok LGD terdiri dari sekitar 6-8 orang yang sudah ditentukan anggotanya oleh pihak LPDP. Biasanya sekian menit sebelum LGD dimulai, kelompok LGD dipanggil oleh panitia dan dipersilakan untuk menunggu di luar ruangan. Nah, di saat ini kita harus memanfaatkan waktu untuk berkenalan secara singkat dengan teman-teman yang akan menjadi anggota kelompok LGD kita. Paling tidak kita tahu siapa namanya dan apa background pendidikannya. Kita juga bisa berdiskusi kira-kira siapa yang akan bicara dulu, siapa yang akan membuka, dan siapa yang akan membuat kesimpulan. 

Kemudian saat kita dipanggil masuk, kita akan bertemu dengan dua orang psikolog (?) yang berperan sebagai observer. Semua tas dan handphone dikumpulkan di kursi paling belakang dan kita hanya diperbolehkan membawa bolpen atau pensil untuk mencatat. Observer menjelaskan pada kita beberapa hal penting seperti berapa lama LGD berlangsung dsb. Setelah itu beliau meminta kami membaca selembar kertas berisi topik masalah yang sudah disiapkan di hadapan kami dan memperbolehkan kami membuat catatan di selembar kertas yang juga sudah disiapkan. Waktu itu saya mendapatkan topik mengenai sistem zonasi PPDB. 

Menurut saya, yang harus diperhatikan dalam LGD ini adalah semua orang harus berpartisipasi memberikan pendapat namun jangan mendominasi. Setiap orang bisa mendapat kesempatan 2-3 kali berbicara sebelum akhirnya salah satu dari kami membuat kesimpulan. Hal lain yang harus diperhatikan juga adalah sikap kita dalam memberikan pendapat, misalnya mengangkat tangan terlebih dahulu, tidak memotong pendapat teman, memperhatikan saat teman memberikan pendapat, kemudian kita juga harus memperhatikan gestur tangan dan kontak mata. Perihal apakah dalam LGD harus ada moderator atau tidak juga selalu menjadi perdebatan. Tapi dalam pengalaman saya kemarin, sebelum masuk ke ruangan, kami sepakat untuk menunjuk salah satu dari kami untuk membuka diskusi (membuka ya, bukan memimpin), kemudian ada juga yang menjadi pembuat kesimpulan di akhir LGD. Secara keseluruhan semua anggota memiliki kesempatan dan waktu yang sama untuk mengajukan pendapatnya sehingga tidak ada satupun yang mendominasi berlangsungnya diskusi.

Setelah selesai mengikuti LGD, saya pulang ke tempat menginap saya karena jadwal verifikasi dokumen dan wawancara masih keesokan harinya. Bagi yang rumahnya jauh dari tempat tes (untuk tes tahap terakhir ini di Gedung Keuangan Negara), memang sebaiknya mencari tempat menginap yang relatif dekat dengan lokasi tes dan datang sekitar 1-1.5 jam dari jadwal yang ditentukan karena tes tahap terakhir ini cukup tricky. Kadang maju dan bisa juga mundur. Jadi sebaiknya kita datang lebih awal di lokasi. Keuntungan lain datang lebih awal adalah kita bisa sharing juga dengan para peserta yang lain, mendiskusikan isu-isu terkini yang mungkin muncul menjadi topik LGD, membicarakan kemungkinan-kemungkinan pertanyaan yang bisa dilontarkan pada kita saat wawancara dsb.

Di hari kedua, sebelum wawancara, saya dipanggil untuk verifikasi dokumen terlebih dahulu. Semua dokumen yang kita unggah saat pendaftaran akan diperiksa satu persatu oleh verifikator. Jadi, jangan coba-coba memalsukan dokumen apapun yaaa, dosaaa :)

Saat verifikasi dokumen, biasanya verifikator juga menanyakan tujuan universitas kita serta kapan kita akan memulai perkuliahan. Setelah verifikasi dokumen, kita tinggal menunggu panggilan untuk wawancara.

Di tahap wawancara, kita akan berhadapan dengan 3 orang pewawancara yang ahli di bidang masing-masing (salah satunya adalah psikolog). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat wawancara, antara lain sikap kita. Usahakan untuk tetap sopan dan ramah, meskipun pasti deg-degan banget yaa. Sebelum duduk, kita sebaiknya memberi salam dan menyapa pewawancara, berjabat tangan dan jangan lupa tersenyum. Dari pengalaman saya, pewawancaranya sangat ramah kok. 

Wawancara berlangsung sekitar satu jam lebih. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan pewawancara kepada saya, dan setiap jawaban yang saya sampaikan akan mengarah ke pertanyaan-pertanyaan baru. Jadi, kita harus betul-betul memperhatikan kata-kata yang kita pilih untuk menjawab pertanyaan. Di awal, pewawancara menanyakan tentang diri saya, apa aktivitas saya sehari-hari, apa pekerjaannya, kemudian melihat CV saya dan menanyakan tentang karya-karya saya. Setelah itu rencana studi (yang kita unggah saat pendaftaran) juga ditanyakan, kontribusi yang pernah dan sedang kita lakukan, kemudian apa rencana kita setelah lulus kuliah nanti.

Bagian yang paling lama didiskusikan adalah rencana penelitian. Pewawancara menanyakan apakah saya sudah mencari tahu dosen-dosen yang mungkin bisa menjadi pembimbing saya di bidang tersebut, kemudian kiprah dan penelitian dosen tersebut, tulisan apa yang sudah saya baca dan pelajari terkait dengan topik yang akan saya teliti dsb.

Intinya, dalam wawancara kita harus betul-betul paham dengan CV, rencana studi, dan esai yang kita unggah saat pendaftaran. Jawablah dengan jujur dan jadilah dirimu sendiri. Jangan lupa untuk berlatih dulu sebelumnya. Kita bisa memulai dengan membuat daftar pertanyaan yang mungkin diajukan pewawancara, bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan berlatih memilih kata-kata untuk menjelaskan jawaban-jawaban kita. Di awal wawancara biasanya kita diminta untuk mengenalkan atau menceritakan tentang diri kita. Meskipun terlihat sederhana tetapi bagian ini cukup penting untuk memberikan kesan pertama bagi pewawancara. Usahakan untuk menceritakan dirimu seunik mungkin, dan gunakan detail-detail yang tidak ada di CV kita. Karena kalau perkenalan hanya dengan mengulang apa yang sudah ditulis di CV, selain tidak menarik, pewawancara juga pasti sudah membaca detail itu lebih dulu. Mungkin setiap pendaftar mendapatkan pertanyaan berbeda-beda dari pewawancara tapi saya yakin tidak akan terlalu jauh dari CV dan yang sudah kita tulis dalam rencana studi dan esai. 


Sumenep, 25 November 2018

PS. 
Untuk postingan tentang Seleksi Administrasi silakan klik di sini
Untuk postingan tentang Seleksi Berbasis Komputer silakan klik di sini

No comments:

Post a Comment