Follow Us @soratemplates

Showing posts with label beasiswa LPDP. Show all posts
Showing posts with label beasiswa LPDP. Show all posts

Tuesday, April 9, 2019

Pengalaman Mengikuti SIMAK UI 2019

April 09, 2019 16 Comments

Setelah mengikuti PK (Persiapan Keberangkatan) LPDP, semua awardee wajib memperoleh LOA selambat-lambatnya setahun sejak diterima beasiswa. Karena sejak pendaftaran beasiswa LPDP, kampus tujuan saya adalah UI, maka begitu selesai PK saya langsung mencari info perihal pembukaan pendaftaraan pasca-sarjana di UI. Sebulan setelah PK, sekitar bulan November 2018, SIMAK Genap dibuka, sayangnya jurusan yang saya tuju tidak buka saat itu, akhirnya saya pun daftar SIMAK Gasal Gelombang 1 yang dibuka 4 Februari - 15 Maret 2019.

Jadi, untuk program S2, SIMAK buka sebanyak 3 gelombang: SIMAK Gasal Gelombang 1 (4 Februari - 15 Maret 2019), SIMAK Gasal Gelombang 2 (10 Juni - 10 Juli 2019), dan SIMAK Genap (1 Oktober - 1 November 2019).

Untuk pendaftaran SIMAK sendiri sangat mudah. Jadi, kita tinggal masuk ke web penerimaan.ui.ac.id lalu membuat akun, upload foto, isi identitas diri, dan jurusan yang dituju. Saya kemarin memilih jurusan Ilmu Susastra dengan peminatan Studi Kultural dan tahu nggak sih, kuota jurusan tujuan saya untuk SIMAK Gasal Gel I hanya 5 orang saja 😟. Baru ngisi form pendaftaran aja udah deg-degan yekan? Nah setelah pengisian identitas, lanjut dengan upload dokumen seperti ijazah, transkrip nilai, dan sertifikat TOEFL. Kemudian lanjut dengan pembayaran biaya pendaftaran sebesar 1 juta rupiah di bank yang sudah ditentukan (saya kemarin melakukan pembayaran di teller BNI).


Setelah semua proses administrasi selesai, tinggal tunggu tes SIMAK aja. Kebetulan jadwal tes saya 24 Maret 2019 di Fak Teknik UI Depok dari pukul 07.00 sampai 12.00. Semua peserta tes harus sudah berada di lokasi minimal 30 menit dari jadwal. Jadi kebayang kan gimana riwehnya pagi-pagi buta udah harus siap-siap berangkat ke lokasi. Saran saya, kalau yang tempat asalnya jauh, sebaiknya nyari penginapan dekat-dekat lokasi tes. 

Nah untuk tesnya sendiri terdiri dari dua sesi: 
  1. Tes Potensi Akademik (TPA) selama 120 menit yang terdiri dari kemampuan verbal (analogi, pemahaman teks) 40 soal dalam waktu 40 menit, kemampuan numerik (aljabar, soal jual beli, deret bilangan, bilangan berpola dll) 35 soal dalam waktu 50 menit, dan penalaran (silogisme, penalaran analitis) 25 soal dalam waktu 30 menit. Oh iya untuk soal TPA ini menggunakan sistem benar 4 dan salah -1. Jadi sebaiknya kerjakan soal yang betul-betul yakin dulu ya dan dimulai dari mengerjakan soal-soal yang mudah. Harus diingat juga, kalau di tes TPA ini setiap bagian soal punya durasi waktu sendiri dan kalau durasi tersebut habis, harus segera melanjutkan ke bagian selanjutnya meskipun bagian sebelumnya belum selesai. Dan ketika soal bagian selanjutnya sudah selesai tetap tidak boleh kembali ke bagian sebelumnya yang belum selesai. Misalnya waktu mengerjakan soal kemampuan verbal sudah selesai dan masih ada 10 soal yang belum kita jawab, tetapi waktu sudah mulai memasuki pengerjaan soal kemampuan numerik, maka kita tetap tidak boleh membuka kembali soal kemampuan verbal yang belum selesai meskipun jika soal kemampuan numerik kita selesai lebih dulu, 
  2. Tes Bahasa Inggris selama 90 menit yang terdiri dari 40 soal structure dan 50 soal reading. Berbeda dengan tes TPA, di bagian ini, kita diperbolehkan untuk kembali lagi ke soal structure misalnya ketika sudah mengerjakan soal reading dan ada soal structure yang terlewat.
Khusus untuk jurusan saya, harus mengirimkan karya tulis sepanjang 3000-5000 kata yang berkaitan dengan topik kajian yang kita minati dan dikirimkan paling lambat dua hari sebelum tes SIMAK ke email Ketua Prodi Pascasarjana Ilmu Susastra. Untuk contoh tulisan yang saya sertakan sebagai persyaratan ini bisa dilihat di sini ya.

Jujur saja, soal-soal ujian SIMAK ini susah-susah sekali. Sekitar sebulan sebelum tes, saya sempat belajar TPA dari 3 buku berbeda dan menurut saya, semua soal di buku-buku yang saya pelajari tidak ada yang sesusah soal SIMAK. Bahkan soal Bahasa Inggris-nya pun menurut saya lebih susah dari soal-soal TOEFL ITP. Tetapi, belajar dari buku-buku TPA yang tersedia di pasaran lumayan membantu kita supaya familiar dengan model-model soalnya sih. Jadi tetap saja, persiapan dengan mengerjakan soal-soal TPA akan sangat membantu kita di hari ujian sih, terutama sekali untuk soal kemampuan verbal supaya kita familiar dengan kosa kata yang jarang dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan juga soal kemampuan numerik yang biasanya dalam buku-buku latihan TPA disertakan cara singkat penyelesaiannya.

Berhubung saya merasa soal-soal SIMAK susahnya minta ampun dan kenyataan bahwa kuota jurusan saya yang diterima di SIMAK Gel 1 ini cuma 5 orang, saya agak pesimis apakah lolos atau nggak. Jadi ketika pengumuman tanggal 8 April 2019 kemarin saya dinyatakan keterima, senengnya luar biasa sih. Oh iya jangan lupa, kartu ujian yang sudah ditandatangi harap disimpan ya. Soalnya kartu tersebut jadi salah satu syarat dalam dokumen daftar ulang loh.

Setelah ini, tinggal proses daftar ulang kemudian lanjut perkuliahan yang akan dimulai awal September 2019 nanti. Doakan ya, semoga semua lancar!

Purwokerto, 9 April 2019


Tuesday, January 15, 2019

Hello 2019!

January 15, 2019 0 Comments
Haiii halooo, happy new year 2019 yaaaa! Maafkan telat banget, hehehe. Jadi, sebenarnya saya sudah lama merencanakan untuk menulis banyak hal di awal tahun ini. Tapi oh tapi, beberapa hari terakhir ini supeeeer hectic dan mager banget yang mau buka laptop dan ngetik-ngetik (padahal salah satu resolusi 2019 adalah mengurangi sifat malas, hiks).

Ada beberapa tulisan yang rencananya akan saya bagikan dalam beberapa hari ini, antara lain tentang Travelling with Baby Under 6-Month-Old dan Travelling with Baby Under 2-Year-Old (yang didasarkan atas pengalaman pribadi berpergian bersama dek Elnaz), kemudian beberapa review buku, cerita pendek, dan artikel pendek. 

Saya bersyukur sekali dengan capaian-capaian 2018 saya dan berharap tahun ini bisa jauh lebih baik lagi, membaca lebih banyak buku, menulis lebih banyak, bersyukur lebih banyak, semakin sabar, semakin hari semakin baik. Aamiin.

Salah satu hal terbaik di 2018 adalah lolos beasiswa LPDP. Ini adalah kali kedua saya mendaftar LPDP, setelah gagal di percobaan pertama bertahun lalu. Buat teman-teman yang pengen sharing tentang LPDP, feel free to contact me yaaaa... Keberhasilan saya menjadi awardee ini pun tidak lepas dari bantuan teman-teman yang lain, yang sudah lebih dulu lolos menjadi awardee dan berkenan berbagi banyak informasi tentang seleksi LPDP pada saya.

Semoga harapan-harapan terbaik kita di tahun ini terwujud ya teman-teman. Salam sayang dari saya, Mama-nya Elnaz ❤❤❤


Sumenep, 15 Januari 2019

Saturday, November 24, 2018

LPDP - Journey Part III: Wawancara dan LGD

November 24, 2018 0 Comments
Tahap ketiga dalam seleksi beasiswa LPDP adalah Wawancara dan LGD. Di tahap ini, kita juga harus memastikan bahwa semua dokumen atau berkas yang diunggah saat pendaftaran terverifikasi sehingga kita bisa mengikuti wawancara. Secara keseluruhan, di tahap ini kita harus mengikuti 3 langkah: verifikasi dokumen, LGD, dan wawancara. Ketiganya bisa saja tidak berurutan, tetapi wawancara hanya bisa dilakukan setelah verifikasi dokumen. Pengalaman saya kemarin, saya mendapatkan jadwal LGD dulu di hari pertama kemudian verifikasi dokumen dan wawancara di hari kedua. 

LGD sendiri adalah kependekan dari Leaderless Group Discussion yang secara singkat berarti bahwa diskusi ini berlangsung tanpa adanya pemimpin diskusi. Setiap kelompok LGD terdiri dari sekitar 6-8 orang yang sudah ditentukan anggotanya oleh pihak LPDP. Biasanya sekian menit sebelum LGD dimulai, kelompok LGD dipanggil oleh panitia dan dipersilakan untuk menunggu di luar ruangan. Nah, di saat ini kita harus memanfaatkan waktu untuk berkenalan secara singkat dengan teman-teman yang akan menjadi anggota kelompok LGD kita. Paling tidak kita tahu siapa namanya dan apa background pendidikannya. Kita juga bisa berdiskusi kira-kira siapa yang akan bicara dulu, siapa yang akan membuka, dan siapa yang akan membuat kesimpulan. 

Kemudian saat kita dipanggil masuk, kita akan bertemu dengan dua orang psikolog (?) yang berperan sebagai observer. Semua tas dan handphone dikumpulkan di kursi paling belakang dan kita hanya diperbolehkan membawa bolpen atau pensil untuk mencatat. Observer menjelaskan pada kita beberapa hal penting seperti berapa lama LGD berlangsung dsb. Setelah itu beliau meminta kami membaca selembar kertas berisi topik masalah yang sudah disiapkan di hadapan kami dan memperbolehkan kami membuat catatan di selembar kertas yang juga sudah disiapkan. Waktu itu saya mendapatkan topik mengenai sistem zonasi PPDB. 

Friday, November 23, 2018

LPDP - Journey Part II: Seleksi Berbasis Komputer

November 23, 2018 2 Comments
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mulai tahun ini ada tahapan baru di seleksi LPDP yaitu seleksi berbasis komputer (SBK). Tes ini bertempat di kantor BKN di beberapa kota besar di Indonesia dan kita bisa memilih lokasi BKN di kota yang terdekat dari tempat tinggal kita. Pemilihan kota ini kita lakukan saat mendaftar secara online di seleksi administrasi. Karena saat ini saya tinggal di Sumenep, maka saya memilih kota Surabaya sebagai tempat seleksi SBK dan wawancara.

Jadi, setelah pengumuman seleksi administrasi, semua pendaftar beasiswa LPDP akan memperoleh pemberitahuan mengenai jadwal dilaksanakannya tahapan seleksi SBK. Pertama, jadwal yang diterima adalah jadwal global per kota. Misalnya Medan tanggal sekian sampai tanggal sekian, Yogyakarta tanggal sekian sampai sekian, Jakarta tanggal sekian sampai sekian dst. Untuk jadwal individu sendiri, menurut pengalaman saya, keluarnya sangat mepet. Bahkan bisa sampai H-2 atau H-1 tes. Bagi mereka yang rumahnya jauh dari lokasi tes, sebaiknya mempersiapkan segalanya lebih awal sebelum jadwal individu keluar.

Saat saya mendapat pengumuman lolos administrasi, hal pertama yang saya lakukan adalah segera mencari informasi tentang materi tes SBK. Berdasarkan buku panduan LPDP, tes SBK meliputi Tes Potensi Akademik (TPA), soft competency, dan essay on the spot writing. Untuk persiapan TPA, saya sempat sedikit latihan soal-soal dari buku. Untuk essay on the spot writing, saya mempersiapkannya dengan membaca berita-berita nasional setiap pagi.

Wednesday, November 21, 2018

LPDP - Journey Part I: Seleksi Administrasi

November 21, 2018 6 Comments
Saya memutuskan untuk menulis sedikit pengalaman saya mengikuti seleksi beasiswa LPDP di tahun 2018 ini begitu selesai mengikuti PK (Persiapan Keberangkatan). Untuk detail tentang PK sendiri akan saya tulis di postingan berbeda. Ini adalah kedua kalinya saya mengikuti seleksi LPDP dan alhamdulillah di kesempatan ini saya berhasil lolos menjadi awardee. Postingan ini sangat subyektif karena betul-betul saya tulis murni berdasarkan pengalaman pribadi. Semoga pengalaman saya bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, terutama sekali bagi teman-teman yang juga berniat untuk mendaftar beasiswa LPDP.

Okay, mari kita mulai!

Pada 2015, saya pernah mengikuti seleksi LPDP dengan pilihan kota seleksi Yogyakarta. Di tahun tersebut, tahapan seleksinya hanya dua: seleksi administrasi dan seleksi wawancara serta LGD. Setelah diumumkan lolos seleksi administrasi, saya pun mengikuti seleksi wawancara dan LGD di GKN Yogyakarta. Sayangnya, saya gagal di tahap kedua itu. Setelah sekian lama skeptis dan sedikit putus asa, tiga tahun kemudian saya memutuskan untuk mendaftar LPDP lagi. Kali ini semua tahapannya berbeda dan rasanya kok jauh lebih berat dari sebelumnya. Tapi, kalau sudah punya tekad, ya jalani saja!