Follow Us @soratemplates

Monday, November 12, 2018

Laut Bercerita, Bagaimana Kita Merawat Ingatan

 
Judul Buku: Laut Bercerita
Pengarang: Leila S. Chudori
Penerbit dan Tahun Terbit: KPG, Oktober 2017
Genre: fiksi/nonfiksi
Jumlah Halaman: 379


Novel ini dikisahkan melalui dua sudut pandang: yang pertama adalah sudut pandang Biru Laut, seorang mahasiswa dan aktivis 98 yang diculik dan dibunuh namun jasadnya tidak pernah ditemukan oleh keluarganya atau siapapun karena ada di dasar laut. Dari sana, ia mengisahkan cerita tentang kegiatannya bersama teman-teman aktivis lainnya semasa hidup sampai akhirnya ketika ia dan teman-temannya diculik, diinterogasi, disiksa, dan akhirnya dibunuh.

Sementara sudut pandang kedua, adalah penceritaan yang dilakukan oleh Asmara Jati, adik Biru Laut, yang kehilangan kakaknya juga sempat kehilangan kekasihnya (yang kemudian pulang dan menjadi berbeda setelah diculik). Asmara Jati mengisahkan bagaimana keluarga-keluarga aktivis 98 yang hilang (mereka tidak bilang mati, karena jasad para aktivis itu tidak pernah ditemukan sehingga mereka terus berharap bahwa para aktivis itu masih hidup meski entah dimana) terus berjuang untuk melawan kesedihan akibat kehilangan orang-orang terkasih mereka dan berusaha untuk terus mencari keadilan dengan berdemonstrasi setiap kamis di depan istana negara agar kasus penghilangan paksa ini dituntaskan.


Novel ini, meskipun fiksi, didasarkan pada peristiwa yang pernah betul-betul terjadi di masa lalu; sebuah sejarah kelam yang mungkin tidak diketahui oleh banyak generasi muda sekarang. Bahkan aksi Kamisan pun betul-betul masih terus dilakukan sampai sekarang di depan istana negara; diikuti oleh para keluarga korban yang berpakaian serba hitam, membawa payung hitam, dan berharap ada kejelasan tentang keberadaan anggota keluarga mereka yang hilang.

Mengenai gaya bercerita novel ini, sejujurnya saya kurang menikmati penceritaan di sekian halaman bagian awal karena sangat membosankan. Saya betul-betul berjuang melewati kebosanan ini dan nyaris menyerah menyelesaikannya. Namun setelah sampai di pertengahan cerita, saya mulai menikmati gaya berceritanya dan akhirnya berhasil menamatkannya. Buku ini sangat direkomendasikan terutama untuk anak-anak muda yang ingin mengetahui babak sejarah yang pernah dialami negara kita di suatu waktu sekitar tahun 1990-2000an.


(review ini pertama tayang di perempuanmembaca.com pada Januari 2018) 

No comments:

Post a Comment