Follow Us @soratemplates

Monday, November 12, 2018

Salmon Fishing in the Yemen: Ikan Salmon, Politik, Kemungkinan, dan Ketidakmungkinan


Film: Salmon Fishing in the Yemen
Year: 2011
Directed by: Lasse Hallström
Screenplay: Simon Beaufoy
Story by: Paul Torday
Starring: Ewan McGregor, Emily Blunt, Kristin Scott Thomas and Amr Waked
Running time: 112 minutes
Genre: British-Romantic-Comedy


“The rich are frightened of the poor. The poor are frightened of the rich. And even your politicians, they try to sound like the people on the EastEnders... But fishermen, I have noticed, they don't care whether I'm brown or white, rich or poor, wearing robes or waders. All they care about is the fish, the river and the game we play. For fishermen, the only virtues are patience, tolerance and humility.” – Sheikh Muhammed

Film ini diadaptasi dari sebuah novel satir-politik karya Paul Torday dengan judul yang sama Salmon Fishing in the Yemen pada 2007 dan menjadi best-seller di Inggris. Sebagaimana novelnya, film ini berkisah tentang seorang ahli perikanan, Dr. Alfred Jones (Ewan McGregor) yang diminta untuk membantu proyek seorang Islam-progresif, Sheikh Muhammed (Amr Waked), seorang yang sangat kaya raya, dalam membangun sebuah surga memancing di tengah padang tandus dan gurun Timur-Tengah. Ia ingin membangun sebuah dam dan sungai di Yaman sebagai rumah ikan salmon untuk kegiatan memancing dan untuk mengembangbiakkannya dengan penuh keyakinan bahwa hal itu mungkin untuk direalisasikan.

Harriet Chetwode-Talbot (Emily Blunt), seorang konsultan keuangan, pada awal film ini diceritakan sedang mengupayakan kerja sama dengan Dr. Jones dalam mewujudkan keinginan Sheikh Muhammed, namun Dr. Jones menolak ide tersebut dengan alasan bahwa membangun sungai yang dihuni ikan salmon di Yaman adalah hal yang secara fundamental tidak mungkin terjadi; bahwa salmon yang hidup di perairan Inggris tidak akan bisa bertahan di perairan Yaman; gurun yang panas, dengan kondisi alam yang sangat berbeda dengan Inggris, dan kondisi-kondisi lainnya. Dr. Jones, berlawanan dengan Sheikh Muhammed, tidak memiliki keyakinan bahwa hal tersebut mungkin untuk direalisasikan.

Sementara itu, pemberitaan mengenai pengeboman sebuah masjid di Afghanistan pada saat bersamaan serta merta menggusarkan Sekretaris Pers Perdana Menteri Inggris, Patricia Maxwell (Kristin Scott Thomas), yang seketika itu menginstruksikan timnya untuk mencari sebuah berita positif yang bisa meningkatkan hubungan internasional antara Inggris dan negara Islam. Kemudian, ia menemukan berita itu: upaya membangun insfrastruktur kegiatan memancing ikan salmon di Yaman. Untuk itu, ia mengupayakan segala cara agar kerja sama pembangunan tempat memancing ikan salmon di Yaman bisa terealisasi; salah satunya adalah dengan menekan Dr. Jones melalui bosnya untuk bersedia bekerja sama dengan Harriet, yang berada di pihak Sheikh.



Dari sinilah, cerita dalam film berdurasi 112 menit ini kemudian berkembang. Bagaimana mereka berupaya mendapatkan 10.000 ikan salmon untuk dipindahkan ke Yaman; bagaimana Sheikh yang berpandangan progresif ini kemudian mengalami percobaan pembunuhan dari orang-orang Islam esktrimis yang menganggap kerja samanya dengan dunia Barat sebagai kedurhakaan terhadap Tuhan; bagaimana Dr. Jones dan Harriet menggeluti permasalahan pribadinya masing-masing: Dr. Jones dengan isterinya dan Harriet dengan kekasihnya, seorang tentara yang ditugaskan ke Afghanistan, dan belum diketahui kabar serta keberadaannya; bagaimana Sheikh dan Dr. Jones bergelut dengan keyakinan-keyakinannya akan satu dan lain hal; dan bagaimana cerita ini mengisahkan pada kita bahwa film ini bukanlah semata tentang ikan salmon, tetapi jauh lebih dari itu; tentang politik, pembentukan opini media, kemungkinan dan ketidakmungkinan, impian, harapan, dan kasih.




Purwokerto, 10 Oktober 2013

No comments:

Post a Comment