Follow Us @soratemplates

Monday, November 12, 2018

"Al-Qur'an & Perempuan: Menuju Kesetaraan Gender dalam Penafsiran": Sebuah Catatan Kecil

Awalnya adalah sebuah kegelisahan yang tidak hanya menimpa saya, tetapi juga banyak ibu-ibu muda yang baru saja menikah atau baru punya anak tentang betapa susahnya untuk terus konsisten merawat hobi membaca di tengah kesibukan-kesibukan domestik. Memang tidak dipungkiri, upaya penyesuaian dari lajang lalu menjadi isteri sampai akhirnya menjadi ibu bukanlah hal yang mudah. Beban psikologis dan lain-lain cukup menyita tidak hanya waktu tapi juga emosi kita. Dan bagi beberapa orang yang awalnya gemar membaca, lalu dihadapkan dengan situasi baru seperti ini dan bisa meluangkan kembali waktu untuk membaca buku menjadi kemewahan yang tak terperi.

Karena ingin tetap merawat hobi membaca di tengah kesibukan pekerjaan domestik dan non-domestik inilah, saya dan teman-teman akhirnya membuat sebuah klub baca yang basis awalnya adalah teman-teman di jejaring sosial facebook dan berlanjut ke grup whatsapp. Targetnya tidak muluk-muluk, cukup dengan berhasil konsisten membaca satu judul buku saja setiap bulannya lalu membagikan isinya pada teman-teman yang lain. Dan bulan ini, Oktober adalah bulan pertama kami dengan program membaca satu buku sebulan. 

Buku yang saya pilih adalah buku yang sudah lama ingin saya baca dan tamatkan tapi teronggok begitu lama di rak karena alasan-alasan kesibukan dan lainnya. Dan akhirnya, berkat adanya grup klub baca ini, saya pun mau tidak mau harus meluangkan waktu membaca dan mencatat beberapa isi penting di dalamnya. Berikut adalah catatan kecil saya tentang buku yang saya baca di bulan pertama program Klub Baca Emak-Emak:

Judul Buku: Al-Qur'an & Perempuan: Menuju Kesetaraan Gender dalam Penafsiran
Penulis: Prof. Dr. Zaitunah Subhan (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah. Lulusan IAIN Sunan Ampel Surabaya, lulusan magister di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir Dirasat al-Ulya Kulliyyatul Banaat jurusan Tafsir Hadits, dan lulusan doktoral di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Penerbit: Kencana, Jakarta 2015
Halaman: 475 hal

Catatan: 

Penulis menjelaskan mengenai makna gender dalam Al-Quran, konsep kemitrasejajaran dalam Al-Qur'an (termasuk di dalamnya akar kemitrasejajaran meliputi hak waris, jual beli, hak politik dll; kepemimpinan perempuan; implementasi regulasi di Indonesia misalnya tentang KB), kemitrasejajaran dalam pernikahan (termasuk di dalamnya membahas soal tujuan pernikahan, poligami, mahar, perceraian, dan 'iddah), hak reproduksi, ayat-ayat hijab, dan perempuan-perempuan dalam kisah Al-Qur'an. 

Secara umum, buku ini menjelaskan kesetaraan gender perempuan dan laki-laki yang didasarkan pada lima konsep:
1. Kesamaan posisi sebagai hamba
2. Sama-sama khalifah Tuhan untuk mengelola Bumi
3. Sama-sama menerima perjanjian primordial
4. Adam dan Hawa sama terlibat aktif dalam drama kosmis
5. Sama-sama berpotensi meraih prestasi atau hukuman tanpa dibedakan

Al-Quran juga dengan tegas mengakui kesetaraan perempuan dan laki-laki (sama-sama sebagai abid dan khalifah tanpa pembedaan jenis kelamin, etnik, atau warna kulit) dan bahwa ketidaksetaraan justru bersumber dari tradisi yang kaku dan bukan bersumber dari ajaran syariat Islam. Islam adalah agama yang identik dengan isu dan wacana pembebasan perempuan namun kodifikasi dan unifikasi kitab tafsir, hadits, fikih banyak dipengaruhi budaya lokal dan patriarki yang secara langsung memiliki andil dalam pembatasan ruang gerak perempuan. 

Fiuh, untuk soal detail tentang isi bukunya bisa dibaca sendiri ya teman-teman. Secara umum isinya lumayan komprehensif dan enak diikuti. Akhirnya tugas pertama sudah selesai. Sampai ketemu di catatan kecil buku berikutnya! 


Yogyakarta, 21 Oktober 2016

No comments:

Post a Comment