Follow Us @soratemplates

Monday, November 12, 2018

Popok dan Diaper Bayi

Seberapa banyak popok dan diaper bayi yang harus kita siapkan untuk bayi baru lahir atau newborn baby?

Sejak hamil, saya sudah bertekad untuk tidak memakaikan diaper sekali pakai (disposable diaper) untuk dedek. Tapi kenyataannya, tetap saja diaper sekali pakai dibutuhkan terutama saat berpergian.

Ketika anak saya lahir sampai usia 40 hari, saya sukses untuk tidak menggunakan diaper sekali pakai. Stok popok kain yang saya miliki memang terbilang sangat banyak (ibu saya membelikan sekitar 3 lusin popok kain, belum popok kain kado dari teman-teman dan saudara). Meskipun hari kerap hujan, penggunaan pengering dalam mesin cuci memang cukup membantu saya untuk tidak kewalahan akibat kekurangan popok. 

Menjelang usia 41 hari, kami mulai keluar rumah agak jauh; sowan ke mbah buyut di Cilongok, mbah yi Mahbub di Ajibarang, mbah yi Fadhil di Rancamaya dll. Mustahil berpergian menggunakan popok kain karena dedek bayi sebentar-sebentar pipis, sebentar-sebentar ngompol. Akhirnya, saya pun memakaikan diaper sekali pakai untuk dedek. Sejauh ini, saya hanya pernah memakaikan dua merk diaper sekali pakai untuk dedek; merk baby happy dan mamypoko. Kedua merk itu terbilang sangat ekonomis untuk kantong ibu-ibu. Secara keseluruhan, bahan kedua merk itu sama bagus, hanya saja isi dalaman baby happy sering bergerinjal kalau dipakai agak lama.

Untuk mamypoko sendiri sebenarnya ada 2 varian. Varian yang berwarna kuning adalah versi yang diklaim sebagai versi hemat dan secara harga memang lebih murah. Hanya saja bentuknya terlalu tebal sehingga kurang nyaman dipakai bayi. Namun, soal daya serap, mempertimbangkan harga yang cukup ekonomis ya lumayan sih. Cuma ya itu kadang baru dipake sebentar, rasanya udah penuh dan lembab aja di kulit bayi. Varian yang kedua adalah yang berwarna biru. Varian ini diklaim sebagai versi premiumnya mamypoko. Dari semua diaper sekali pakai, ini adalah favorit saya. Daya serapnya bagus dan tetap kering di kulit bayi meskipun rasanya sudah penuh. Menurut saya sebanding dengan harganya ya, yang hampir 2 kali lipatnya varian ekonomis, jadi ya memang jauuh lebih bagus dan lebih nyaman buat bayi.

Untuk penggunaan diaper sekali pakai memang sebaiknya diganti minimal 3 jam sekali untuk menghindari nappy rash atau ruam popok. Kelamaan mengenakan diaper sekali pakai akan membuat bayi tidak nyaman dan mengakibatkan ruam popok (untuk mengatasi ruam popok pada bayi, silakan klik postingan ini ya).

Setelah berkali-kali kena ruam popok, akhirnya saya pun mempertimbangkan penggunaan cloth diaper atau clodi. Sejauh ini, dedek nyaman memakai clodi merk GG varian Lil'G. Clodi ini sudah dilengkapi 2 insert microfiber (jadi nggak cuma cover aja ya) dengan permukaan sangat lembut yang nyaman sehingga tidak membuat bayi lecet atau kena ruam popok. Modelnya memang model cover dengan closure velcro, jadi bisa diatur sesuai bentuk tubuh bayi; nggak terlalu longgar dan ngga terlalu ketat. Varian clodi GG ini ada yang polos dan ada yang bermotif. Tentu harganya lebih mahal yang bermotif. Meskipun secara fungsi keduanya sama saja, tapi saya lebih memilih penggunaan clodi bermotif karena motif lucunya membuat saya tidak perlu memakaikan celana luaran lagi. 

Penggunaan clodi ini juga bisa dibilang cukup irit. Setiap 3 jam sekali, kita hanya perlu mengganti insertnya yang basah dan mengelap bagian dalam outernya lalu memasang insert yang baru karena outer PULnya anti bocor. Clodi ini juga tidak mengandung gel atau bahan kimia aneh-aneh seperti dalam diaper sekali pakai sehingga lebih sehat dan aman. Yang lebih penting, ramah lingkungan juga sih. Bayangkan aja kalau bayi cuma pakai diaper sekali pakai. Sehari bisa menghabiskan sampai 6 buah diaper sekali pakai. Berapa kontribusi sampah diaper yang kita sumbangkan pada bumi setiap bulannya coba? Budgetnya juga lumayan, 6 x 30 hari x 2 ribu rupiah jadi 360ribu rupiah sebulan! Coba kalau diganti pakai clodi, jauuhh lebih irit kan?

Clodi Lil'G punya dedek lumayan banyak karena waktu itu kalap dengan warna dan motifnya yang beragam. Tapi sejauh ini, yang dedek pakai cuma sekitar 4 buah clodi saja bergantian. Sisanya masih banyak dan masih tersegel. Kalau ibu-ibu ada yang mau adopsi, boleh banget loh. Harganya lebih murah daripada harga normal tentunya.





Purwokerto, 17 April 2017

UPDATE:

Sekarang dek Elnaz sudah umur 22 bulan dan saya sedang persiapan untuk toilet training. Lebih tepatnya persiapan mental sih. Selama kurun waktu 22 bulan ini, untuk konsisten memakai clodi ternyata berat ibu-ibu, apalagi Elnaz sering ikut bepergian saya dan ayahnya ke luar kota. Dan di usia 6 bulan, Elnaz sudah nggak pake diaper perekat lagi tapi pakai model celana (pants). Dia lumayan rewel saat ganti-ganti merek diaper. Awalnya saya pake Sweety pants yang biru, ternyata gampang banget bocor dan bulky. Trus pakai merek Goon dan ini lumayan bertahan beberapa kali beli sampai akhirnya pindah ke Merries. 

Menurut saya, di antara semua diaper sekali pakai yang pernah dicoba Elnaz, Merries ini yang paling bagus. Merries ini nggak bulky, dan jarang banget terjadi kasus bocor seperti kalau pakai Sweety. 

Beberapa bulan ini saya persiapan beli training pants lumayan banyak sih, tapi yang mau mulai toilet training masih maju mundur. Semoga ibu dan bayinya bisa kuat mental, aamiin... 

Btw clodi Lil G nya Elnaz jaman bayi sudah diadopsi sama tetangga di Purwokerto semua jadi yang masih nanya preloved clodi maaf banget yaaa. Tapi kalau mau beli yang baru, bisa kok nitip ke saya (ujung-ujungnya promosi hehehe). Sebenarnya pemakaian clodi ini benar-benar bisa hemat banget, cuma ya ternyata saya agak kurang telaten apalagi karena aktivitas yang lumayan padat (alesan ajaaaa...) Cuma ya memang harus diperhatikan banget kebersihannya kalau pakai clodi, takutnya ruam-ruam karena lama ngga diganti insertnya. 

Buat ibu-ibu yang bertekad untuk go green dengan istiqomah pakai clodi, semangat ya buibu. Semoga berhasil dan lancar semuanya! 😃


Sumenep, 14 November 2018

No comments:

Post a Comment