Kita tahu, hidup hanyalah menunda waktu mati.
Waktu sendiri adalah misteri. Siapa bisa menjamin kita masih memiliki banyak waktu tersisa? Yang bisa kita lakukan adalah berbuat sebaik mungkin, seolah hari ini adalah hari terakhir kita di muka bumi. Mencintai dengan sungguh. Mengasihi dengan penuh. Menghindari saling luka-melukai, sakit -menyakiti. Sebab, jika waktu telah sampai, kedamaian macam apa yang akan diraih hati yang luka?
Sedetik kita berdiri, bisa jadi tanah membelah-merekah dan menelan habis tidak hanya tubuh kita, tetapi juga eksistensi kehidupan kita. Kita tidak pernah tahu. Tidak pernah tahu.
Segala kebisingan-kebisingan itu, teriakan-teriakan itu, apa artinya ketika waktu berhenti dan kita mati?
Kematian seperti apa yang akan kita pilih? Kematian yang dipenuhi rasa dendam dan sakit hati?
Kita adalah pengelana, yang mengembara dari dimensi ke dimensi. Bukan untuk mencari abadi. Bukan. Kita mencari peristirahatan terakhir yang tenang dan damai. Tempat dimana sekujur tubuh kita terpeluk dalam kasih. Bukan tempat yang menyisakan luka dan air mata.
Barangkali, kita masih memiliki sedikit waktu, untuk saling mencintai, untuk berhenti saling menyakiti. Untuk menciptakan surga sebelum akhirnya kita mati dan tiada. Mungkin juga tidak. Tetapi, pilihan apa yang akan kita ambil?
No comments:
Post a Comment