Pernah nggak dapat broadcast di grup whatsaapp atau baca postingan di timeline yang isinya menjelek-jelekkan capres tertentu? Misalnya kalau capres x terpilih, nanti nggak akan ada lagi adzan berkumandang, nggak akan lagi perempuan pake kerudung, trus nanti homo boleh nikah. Kesel nggak baca fitnah begitu?
Trus lagi, ada yang mengatakan kalau umat Islam sekarang didzalimi (padahal, jaman sekarang, mau sholat di masjid, mau pake kerudung, mau bikin pengajian, gampang nggak pernah dipersulit), trus katanya ekonomi sulit, daya beli menurun, banyak tenaga asing yang merebut jatah pekerjaan pribumi. Sebel nggak bacanya?
Menjelang pilpres April 2019 besok, keributan pendukung capres makin menjadi-jadi; tak hanya di jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan instagram, tetapi juga merajalela di grup-grup whatsapp. Beragam fitnah dan berita bohong dibagikan sampai berantai-rantai. Sejujurnya saya ingin sekali bertanya: apa nggak lelah? Nggak capek membenci dan mengobarkan bara kebencian?
Bukankah pilpres ini pesta demokrasi? Kenapa nggak saling adu kelebihan capres masing-masing aja sih. Atau kalau nggak ada kelebihannya, kenapa harus disibukkan dengan memfitnah dan menjelekkan mulu. Budaya kebencian ini mengerikan sekali. Kadang saya sampai begidik sendiri saking nggak percaya-nya ada orang yang bisa berbicara seburuk itu tentang orang lain.
Dukungan terhadap capres manapun -- bahkan bagi yang memilih untuk golput sekalipun -- bagi saya sah-sah saja. Tetapi dukungan-mendukung capres ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan sebatas politik elektoral semata dengan melakukan segala cara untuk meraup suara. Yang penting menang, tanpa mempersoalkan bagaimana kemenangan itu diraih.
Apalagi sekarang, kebebasan berekspresi diartikan sebagai boleh menghina dan merendahkan sebebas-bebasnya, meskipun itu presiden sendiri. Bayangkan! Dan itupun bahkan dilakukan oleh orang-orang berpendidikan. Sedih nggak liatnya?
Tapi, sekarang nggak bisa diam saja kan. Kalau ada ajakan membagikan postingan kebencian, langsung berhenti di kamu ya. Jangan dibagikan lagi. Dan biasakan untuk cek-ricek dulu segala macam info yang kita terima. Jangan lelah juga untuk mengajak orang-orang di sekitar kita untuk menyaring segala macam informasi yang kita terima, untuk ikut melawan hoax dan kebencian. Mari kita lalui proses demokrasi ini dengan penuh persahabatan.
Purwokerto, 31 Maret 2019
No comments:
Post a Comment