Follow Us @soratemplates

Tuesday, May 5, 2020

Mendengarkan Versi Lain "The Sound Of Silence"

Ilustrasi diambil dari https://www.tvtime.com/en/show/311903
Serial The Blacklist barangkali adalah sedikit serial televisi yang betul-betul saya ikuti dan membuat saya begitu tenggelam secara emosional dalam ceritanya. Tayang pertama pada 2013, tahun ini adalah tahun ke-tujuh serial ini membersamai para penonton setianya. Tentu banyak yang sepakat bahwa Season 1 adalah yang terbaik di antara semuanya, tetapi fakta bahwa di Season 7 yang masih berlangsung ini ternyata masih banyak yang menonton dan menanti kejutan-kejutan berikut (seperti, siapa sih sebetulnya Raymond Reddington kalau ternyata dia yang sekarang ini adalah imposter?) membuktikan bahwa masih banyak orang yang enggan melewatkan cerita Red. Lagian, apa sih yang lebih memukau dari seorang penjahat kriminal paling dicari tiba-tiba masuk ke lobby kantor FBI untuk menyerahkan diri? Bagi mereka yang bukan penggemar serial ini pasti akan menjawab: banyak! Tentu saja. 

Lagi pula banyak hal sudah terjadi sejak peristiwa Red menyerahkan diri; plot-twist yang menyebalkan, kemarahan, pengkhianatan, love-hate feeling antara Liz dengan Raymond Reddington yang seperti ayahnya sendiri, kemunculan Katarina Rostova ibu kandung Liz yang awalnya dikira sudah mati, kematian orang-orang di dekat Liz dan Red seperti Mr. Kaplan dan Tom. Iya Tom Keen!

Satu dari banyak hal yang membekas tentang serial ini adalah lagu-lagu penyertanya yang bagus-bagus. Beberapa lagu Elton John, Bob Dylan, Nancy Sinatra, AC/DC, Fink, dan beberapa penyanyi favorit saya menyertai episode-episode The Blacklist dari Season 1. Ada satu lagu yang ketika saya dengarkan lagi di luar film ini membawa campuran emosi marah, sedih, dan putus asa yang menyesakkan. Lagu itu adalah The Sound Of Silence.

The Sound Of Silence yang menjadi lagu pengiring salah satu episode di serial The Blacklist ini (di salah satu Season 5 kalau tidak salah) bukanlah versi asli yang dinyanyikan oleh Simon & Garfunkel; yang tentu saja sendu, melankolis, lembut. Tetapi versi cover yang dinyanyikan oleh salah satu band rock alternative, Disturbed. Lagu ini muncul ketika Liz dan suaminya, Tom Keen terkapar sekarat setelah segala adegan kejar-kejaran-kucing-kucingan yang mendebarkan. Keduanya dilarikan ke rumah sakit di mobil yang sama. Di luar, suara sirine meraung-raung. Sementara Red, dengan ekspresi khawatir di wajahnya, duduk di samping Liz dengan tangan terulur merengkuh perempuan yang begitu disayanginya seperti anaknya sendiri. Tapi kita semua tahu, meski enggan mengakui, bahwa kondisi Tom Keen yang luka parah hampir mati itu salah satunya disebabkan oleh Red juga. Satu kalimat pendek "How long?" dari Red pada Dembe yang menyupir di depan mengimplikasikan ketidaksabaran Red untuk segera tiba di Rumah Sakit. Sementara percakapan pendek dengan nafas terengah-engah antara Liz dan Tom Keen seperti sebuah seremoni ucapan selamat tinggal yang menyesakkan. Lalu, lagu The Sound Of Silence yang dinyanyikan Disturbed menyalak keras, membawa rasa marah dan putus asa yang tidak terbayangkan.   

Sejak saat itu, persepsi saya pada lagu The Sound Of Silence berubah. Setiap lagu itu mengalun, mau tak mau saya akan teringat malam jahanam itu: ketika Liz kehilangan Tom dan seperti ikut merasakan perih yang menusuk ulu hati.

Purwokerto, 6 Mei 2020

No comments:

Post a Comment